Proses
Fasisme Jepang di Kawasan Asia Pasifik
Paham
fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang
muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia,
Jerman dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya.
gerakan-gerakan fasisme di Jepang pada dasanya sudah muncul setelah Jepang
berhasil melakukan perubahan yang dikenal dengan istilah retorasi meiji
Sejak masa
keshogunan kaum militer memang sangat berperan dalam pemerintahan Jepang atau
dengan kata lain pemerintahan Jepang identik dengan militeristik. Hal tersebut
terjadi samapai kaisar hirohito memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1926
setelah menggantikan ayahnya (kaisar Yoshihito) yang meninggal dunia.
Pada masa
pemerintahan kaisar Hirohito kaum ultranasionalis semakin melancarkan penolakan
terhadap bangsa barat yang ada di Jepang hal itu yang nantinya melahirkan
fasisme di Jepang. selain itu, professor Fujisawa juga banyak mempengarhui
konsep pemikiran masyarakat Jepang. Pada saat itu dia menerbitkan sebuah buku
yang di dalamnya terdapat tujuan dari samangat baru Jepang (Nihon seishin) yang
meliputi seluruh Jepang. Fujisawa juga menyebutkan bahwa sumber cita-cita
Nasional Jepang adalah Kaisar, sebab dia adalah keturunan Dewa. Ia harus
menerima pemujaan kedewaan dan setiap orang Jepang merasa bahagia mengorbankan
jiwanya untuk kaisar.
Pemikiran-pemikiran
dari kalangan militer juga sangat berpengaruh terhadap munculnya fasisme di
Jepang. Salah satu pimpinan militer Jepang yaitu Baron Tanaka Giichi dalam
sebuah tulisannya yang dikenal dengan memori tanaka, dia menyebutkan “untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan di Asia Timur Jepang harus menjalankan politik
Darah dan Besi. Untuk merebut dunia Jepang harus mengalahkan harus mengalahkan
Eropa dan Asia, untuk mengalahkan Eropa dan Asia, Jepang pertama-tama harus
menaklukan Cina, untuk menaklukan Cina Jepang harus merebut Machuria dan
Mongolia. Jepang harus mengharap dapat melaksanakan rencana ini dalam sepuluh
tahun (Mattulada, 1979:170-171).
Memori
tanaka mampu mempengaruhi pemikiran kaum militer Jepang. Setelah itu kaum
militer banyak melakukan propaganda-propaganda untuk melakukan penyerangan
kekawasan-kawasan disekitar Jepang. Hal itu juga didorong peran militer yang
sangat kuat dalam pemerintahan kaisar Jepang.
Doktrin
resmi kaum militer, ialah Kokutai No Hongi (hakekat fundamental Bangsa Jepang),
diterbitkan oleh departemen pendidikan tahun 1937. dalam buku tersebut
diajarkan ideology nasional untuk sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok belajar.
Ajaran tersebut didiskusikan secara luas untuk mencapai tujuan pemahaman secara
nasional yang sama, ata seragam. Dalam bukunya Mattulada dijelaskan bahwa
tujuan dari ajaran itu berkenaan dengan kebenaran Kokutai yang tak ada taranya.
Dalam ajaran tersebut ditegaskan bahwa untuk melawan pengaruh baran dan
menekankan kepentingan bangsa di atas segala-galanya, tidak pada individu.
Ajaran tersebut bertujuan untuk membangkitkan rasa kesetia-kawanan dan
patriotisme, hormat dengan kesalehan kepada orang tua, keserAsian dalam arti
seragam, inti semangat Bushido (ajaran Prajurit) berdiri sendiri dan mengabdi
kepada kaisar (Mattulada, 1979:174-175 ).
Dengan
adanya nasionalisme yang tinggi, dan perasan sama dengan bangsa-bangsa barat
yang meluap-luap, memunculkan bahwa bangsa Jepang merupakan bangsa yang terbaik
di kawasan Asia. Hal itu bukan saja dirasakan oleh kalangan militer akan tetapi
juga menjadi semangat umum bangsa Jepang. Selain itu perasaan itu juga
diproklamerkan oleh seorang Organisator kelompok Ultranasionalis, dia
menyebutkan bahwa orang Asia harus menempatkan dirinya sebagai juara Asia,
sedang orang eropa juga harus menempatkan dirinya sebagai juara eropa. Hal itu
ditujukan untuk ketertiban dunia baru, dan dia juga menyebutkan bahwa langit
sudah menetapkan Jepang sebagai juara Asia (Mattulada, 1979:175 ).
Disadari
atau tidak perasan bahwa Jepang merupakan penguasa Asia, menimbulkan faham
fasisme dalam tubuh Jepang sendiri. Perlakuan perbedaan rAsial juga amat
mendalam dirasakan oleh bangsa Jepang. Hal itu juga di buktikan dengan melarang
imigrasi orang Jepang ke Amerika Serikat pada tahun 1907. selain itu orang
Australia kulit putih memberi sebutan kepada bangsa Jepang sebagai saudara
coklat yang kecil. Sebutan tersebut dipandang sebagai perbedaan rAsial oleh
bangsa Jepang.
Kedudukan
ekonomi di Jepang maupun dunia menetapkan Jepang untuk meletuskan peperangan.
Pada tahun 1930-an terjadi Depresi yang melemahkan ekonomi kebanyakan Negara
dan menghancurkan perdagangan internasional. Ekspor Jepang yang utama ke
negeri-negeri yang miskin sumber-sumber alamiahnya, tidak membantu dalam
pengembangan ekonomi Jepang. Selain itu juga ditambah dengan embargo Amerika
Serikat dan Belanda atas pemuatan baja dan minyak bumi Jepang. Oleh karena itu
Jepang bersepakat untuk mencapai pasar-pasar dan sumber-sumber alamiah itu
dengan kekerasan, kala tak dapat dicapai dengan cara damai.
Hal itu yang
kemudian membangkitkan “Kemakmuran Bersama Asia Timur”, yang meliputi tiga
kawasan ekonomi dalam yang meliputi propensi-propensi pantai rusia, Manchuria,
Cina utara dan lembah sungan Yangtze di Cina. Kawasan Tengah yang lebih kecil
meliputi Siberia Timur, daerah cina lainnya, Indo-China, Hindia Belanda
(Indonesia) dan Filipina, kawasan Luar meliputi lingkungan yang luas yaitu India,
Australia dan pulau-pulau Pasifik Selatan. Selain itu Jepang juga menempatkan
dirinya sebagai pembebas Asia dari cengkeraman dunia barat. Hal itu juga
dilakukan oleh Jepang ketika sampai di Indonesia dimana pada saat itu Jepang
mengaku saudara tua dari Indonesia.
Kebangkitan
Hitler di Jerman dan Bonito Mussolini di Italia. Ekspansi-ekspansi mereka yang
meraja rela dengan penaklukan. Para pemimpin Jepang dibujuk oleh mereka untuk
melawan kekuatan-kekuatan barat di Asia, dengan bebas. Bujukan-bujukan itu terjadi
lebih kuat lagi karena gagalnya Liga Bangsa-Bangsa dan Bangsa-Bangsa Barat
lainnya menghentikan Jepang dalam invasinya atas Manchuria. Factor-faktor
tersebut yang mendorong Jepang mengambil suatu ketetapan, bersekutu dengan
Jerman dan Italia dan membentuk poros Roma-Berlin-Tokyo, dalam tahun 1940, dan
mengobarkan perang Asia Timur Raya dengan penyerangan atas pelabuhan Mutiara
pada tanggal 7 Desember 1941. selain itu Jepang mengirim pasukan ke Indo-China
setelah kejatuhan dan penyerangan atas pelabuhan mutiara (Pearl Harbor) itu,
membuka perang dunia ke dua pada bulan Desember 1941.
Hubungan
Reorasi Meiji dengan Fasisme Jepang
Di Jepang ada dua golongan bangsawan yang berpengaruh yaitu Dalmyo artinya
golongan bangsawan tinggi dan Samurai artinya golongan bangsawan rendahan. Kaum
Samurai ini merupakan tentara pengawal keamanan kerajaan yang berdisiplin
tinggi dan setia disebut Bushido. Jika seorang samuarai melanggar Bushido ia
akan menghukum dirinya dengan menikam perutnya menggunakan pedang samurai disebut
hara-kiri. Pemerintahan di Jepang bersifat turun temurun secara bergantian.
Kaisar Matsuhito sebagai Kaisar Meiji dikenal memiliki jiwa Nasionalisme
yang tinggi yang ingin menjadikan Jepang sebagai negara yang bersatu dan maju
seperti negara-negara di Eropa. Politik isolasi Jepang menurutnya sangat
merugikan Jepang dan merupakan penyebab keterbelakangan Jepang. Ia kemudian
menerapkan system pemerintahan yang berparlemen seperti yang diterapkan di
Negara-negara Eropa.
Untuk mempersatukan seluruh negeri Jepang. Kaisar Meiji(mutsuhito)
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
- Membentuk Dewan Perwakilan Rakyat ( Sementara ) Yang bertugas menyusun Undang Undang Dasar Jepang ( Diet/Gikay )
- Memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke Tokyo
- Menetapkan Hinomaru ( Matahari Terbit ) sebagai bendera kebangsaan Jepang
- Menetapkan Syintoisme sebagai agama negara Jepang
- Menetapkan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
- Membangun angkatan laut Jepang seperti Inggris dan Jerman
Disamping itu , Kaisar Meiji juga mengeluarkan pernyataan kemerdekaan tanggal 8
April 1868 yang berisikan:
- Semua jabatan di pemerintahan terbuka untuk umum
- Akan dibentuk DPR sebagai lembaga perwakilan untuk umum
- Segala adapt istiadat kolot yang menghambat kemajuan Jepang dihapuskan
- Akan dibentuk Tentara Nasional Jepang
- Segenap rakyat Jepang wajib bersatu memajukan negara.
- Setiap warga negara Jepang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pemerintahan
- Setiap warga negara Jepang diwajibkan menambah ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya untuk memajukan negara
Semangat
tersebut berkembang samapai pada masa pemerintahan kaisar hirohito. Jepang
berusaha melepaskan diri dari keberadaan bangsa barat. Seperti telah disebutkan
pada pembahasan sebelumnya bahwa bangsa Jepang menganggap bahwa dirinya sebaga
juara Asia. Sebelum mengusir kekuasaan imperialisme Barat dari negara-negara
Asia, Kekaisaran Jepang memakai slogan "Asia untuk Orang Asia" untuk
mengambil hati penduduk setempat. Slogan tersebut merupakan pernyataan
antipenjajah Barat dan menonjolkan citra Jepang sebagai pembela negara-negara
Timur.Menurut slogan tersebut, negara-negara Asia hanya untuk orang-orang Asia,
dan negara-negara Barat tidak ada yang berhak atas negara-negara Asia.
Menurut
Perdana Menteri Shigenori Togo, bila Kawasan Kemakmuran Bersama berhasil terwujud,
Jepang akan tampil sebagai pemimpin Asia Timur, dan Kawasan Kemakmuran Bersama
Asia Timur Raya adalah nama lain untuk Kekaisaran Jepang. Dokumen berjudul An Investigation of Global Policy with the Yamato Race as Nucleus yang selesai disusun Pemerintah Jepang pada tahun
1943, pada dokumen tersebut disebutkan bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang
lebih unggul dari bangsa-bangsa Asia lainnya, dan menyarankan kepada Jepang
agar Kawasan Kemakmuran Bersama dipakai untuk menjelaskan maksud sebenarnya
bahwa Jepang adalah Negara yang mendominasi seluruh Asia.
Walaupun
Fasisme di Jepang muncul pada masa pemerintahan kaisar hirohito yang dipelopori
oleh kaum militer dan seorang filosof yang bernama Prof. Fujisawa. Namun
fasisme di Jepang tidak bisa dipisahkan dari adanya retorasi Meiji yang terjadi
pada tahun 1868. setelah terjadinya Reitorasi Meiji Jepang mampu bangkit dan
berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa Eropa. Reitorasi Meiji memberikan kemajuan
yang sepesat baik dalam sector ekonomi, politik, militer, dan pendidikan di
Jepang.
Selama
kurang lebih 7 abad Jepang berada di bawah pemerintahan ke-shogunan. Pada saat itu
peran militer lebih banyak berpengaruh terhadap segala kebijakan yang ada di
Jepang. Namun pada akhir-akhir masa keshogunan terjadi kemerosotan di berbagai
sector terutama pada masa Azuchi Mamoyama dan Edo.
Menurut
Mattulada dalam bukunya yang berjudul Pedang dan Sempoa menyebutkan dua periode
pemerintahan tersebut sebagai zaman peralihan yang ditandai dengan beralihnya
kekuasaan daerah-daerah yang seolah-olah berdiri sendiri di bawah kekuasaan
para Damyo, Tuan-tuan tanah, para bangsawan feudal, menjadi kekuasaan yang
dipusatkan dan melayani segenap wilayah dalam kesatuan kerajaan jepaqng. Dengan
pemulihan kesatuan kekuasaan pemerintah tidak berarti suasana masyarakat feudal
dengan sendirinya berakhir. Struktur masyarakat feudal, tetap berlangsung hanya
saja dengan langgam yang berbeda dengan sebelumnya (Mattulada, 1979:100).
Pada
dasarnya Jepang merupakan negara yang sangat miskin sehingga banyak orang-orang
Jepang yang merantau, pada masa keshogunan Jepang negara yang sangat tertutup
dan diperintah dengan cara yang sangat feodalistik. Dorongan modernisasi Jepang
berawal dari hadirnya angkatan laut Amerika dibawah pimpinan Laksamana Perry.
Laksamana Perry minta pintu gerbang Jepang dibuka dan minta berunding dengan
tujuan agar Jepang membuka diri kepada pihak asing, berdagang dan membolehkan
kapal asing merapat di pelabuhan Jepang. Mulai saat itu bangsa Jepang terbuka
matanya bahwa ada kekuatan-kekuatan besar diluar mereka.
Semangat
Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya ditantang untuk mampu melawan
kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat (sekalipun orang Amerika itu
datangnya dari Timur). Sejak saat itu mereka berpikir untuk menjadi
sekurang-kurangnya sama kuatnya dengan orang asing.Restorasi Meiji,, terjadi
pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal
Zaman Meiji. Restorasi Meiji juga dikenal dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi,
atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada
struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi ini merupakan akibat langsung
dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin
oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.
Pembentukkan
Aliansi Sat-cho, yaitu antara Saigo Takamori, pemimpin Satsuma, dengan Kido
Takayoshi, pemimpin Choshu, adalah titik awal dari Restorasi Meiji. Aliansi ini
dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan
mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Keshogunan Tokugawa resmi berakhir pada
tanggal 9 November 1867, ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu
“memberikan kekuasaannya ke Kaisar” dan 10 hari kemudian mundur dari
jabatannya. Titik ini adalah awal “Restorasi” kekuasaan imperial. Walau begitu,
Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang signifikan .
Restorasi Meiji
merupakan usaha besar-besaran kaisar Meiji untuk menciptakan Jepang baru, yaitu
transformasi dari negara yang terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern.
Restorasi Meiji membawa perubahan besar dalam kehidupan bangsa Jepang, terutama
pendidikan. Sebelum Restorasi Meiji, Jepang melaksanakan pendidikannya
berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani,
tukang, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan
bimbingan para pendeta Budha yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah
kuil).
Dalam kurun
waktu bergulirnya Restorasi Meiji (Meiji Ishin) tahun 1868 dan dekade
sesudahnya, bangsa Jepang telah membuktikan diri kepada dunia sebagai bangsa
yang memiliki kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi maju yang dapat
disejajarkan dengan Amerika dan negara maju lainnya. Hal yang terpenting dari
restorasi ini adalah restorasi dibidang pendidikan, yaitu mengubah sistem
pendidikan dari tradisional menjadi modern (saat itu dimulai dengan mengadopsi
sistem Jerman), program wajib belajar, mengirim mahasiswa Jepang untuk belajar
ke luar negeri (ke Francis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor
pendidikan secara drastis.
Semenjak
Restorasi Meiji dikibarkan pemerintah Jepang terus menjalankan kebijaksanaannya
dengan mulai giat menerjemahkan dan menerbitkan pelbagai macam buku, di
antaranya tentang ilmu pengetahuan, sastra, maupun filsafat. Para pemuda banyak
dikirim ke luar negeri untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing,
tujuannya jelas yaitu mencari ilmu dan menanamkan keyakinan bahwa Jepang akan
dapat setara dengan kemajuan dunia Barat.Sebuah doktrin penting yang mengilhami
restorasi Meiji dan menjadi pandangan hidup orang Jepang tentang pentingnya
pendidikan, dirumuskan pertama kali oleh Fukuzawa Yukichi, bapak pendidikan
Jepang yang hidup pada zaman Meiji. Menurut Fukuzawa dalam bukunya berjudul
Gakumon no Susume (Jepang: di antara Feodalisme dan Modernisasi), kedudukan
manusia dalam suatu negara harus ditentukan oleh status pendidikannya, bukan
oleh nilai-nilai yang dibawa sejak lahir sebagai warisan.
Dengan
adanya retorasi Meiji Jepang semakin mengalami kemajuan diberbagai bidang. Hal
tersebut mampu membuat Jepang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa barat.
Berkenaan dengan latar belakang tersebut maka penulis berusaha memahami lebih
dalam mengenai Retorasi Meiji yang pada akhirnya memunculkan fasisme di Jepang.
Untuk lebih mempermudah dalam pemahaman tulisan ini, maka penulis membagi
menjadi tiga sub pokok pembahasan yang pertama mengenai reotorasi Meiji itu
sendiri, yang kedua tentang proses fasisme yang ada di Jepang dan yang ketiga
mengenai hubungan retorasi Meiji dengan munculnya fasisme yang ada di Jepang.
Para
pedagang besar atau yang disebut pengusaha kota membentuk kelompok produsen dan
perdagangan yang disebut Zaibatsu.
Pembangunan ekonomi Jepang yang banyak dilandasi oleh
kebudayaan khas masyarakat negeri itu, tak bisa lepas dari peranan masa
kekuasaan Tokugawa (1603 – 1867) yang justru dengan strateginya malah
mengakibatkan gagalnya cikal bakal kapitalisme Jepang untuk tumbuh menjadi
negara industrialis seperti yang telah dirintis oleh Eropa. Tetapi kemudian
berlangsung Restorasi Meiji (1868 – 1912) yang melakukan koreksi total atas
semua kebijakan era Tokugawa. Dan Jepang mulai berhasil menguasai perekonomian
dunia
Pada abad ke-19, Jepang mengadakan restorasi hampir
dalam segala bidang, seperti dalam bidang politik, perekonomian, pendidikan,
kemiliteran yang meniru dunia barat. Pembaharuan dalamsegala bidang tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Di Bidang
Pemerintahan
Pada tanggal 6 April 1988
Tenno mengumumkan janjinya yang terkenal dengan Piagam Sumpah
(Charter-Oath), yang berisi :
a.
Dibentuk
dewan-dewan permusyawaratan dan peraturan-peraturan pemerintah sesuai dengan
pendapat umum.
b. Semua
golongan dalam masyarakat, tinggi dan rendah akan bersatu dalam melaksanakan
program pemerintah dengan sekuat tenaga.
c.
Semua
pegewai sipil dan militer serta semua rakyat akan diperkenankan sejauh mungkin
melaksanakan keinginan, sehingga tidak ada yang merasa kecewa.
d. Kebiasaan-kebiasaan
yang tidak sesuai dengan semangat pembaharuan akan dihilangkan
e.
Pengetahuan
akan dicari dari segala pelosok dunia untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
rakyat.
Dokumen diatas merupakan awal dari
modernisasi Jepang dan merupakan dasar pembaharuan Jepang yang meliputi
berbagai aspek kehidupan. Dibidang pemerintahan , pertama-tama diletakkan
dasar-dasar sentralisasi dan univikasi. Modernisasi pemerintahan berdasarkan
pada dua tuntutan utama yaitu mengadakan konsentrasi kekuasaan dan pelaksanaan
Charter Oatch. Badan-badan penasehat raja yang terdiri atas Majelis agung
(Sosai), Gijo (Dewan Penasehat kelas satu) dan Sanyo (dewan penasehat kelas
dua), disebut dalam suatu wadah yang disebut Daijo-kwan yang meliputi dua
bagian yakni dewan Negara dan dewan perwakilan Feodal. Pada tanggal 26 November
1868 ibukota dipindahkan ke Yedo kemudian bernama Tokyo.
Feodalisme dalam arti adanya
kekuasaan dan hak-hak istimewa dari para daimyo dihapuskan. Para daimyo
menyerahkan daerah-daerah kekuasaannya kepada Tenno, selanjutnya mereka
diangkat menjadi gubernur sehingga dapat dipersatukan menjadi satu kekuasaan
yang tangguh.
Pada tahun 1883, Ito Hirobumi
berhasil menusun Undang-Undang Dasar. Undang-undang dasar tersebut disusun
mencontoh Jerman pada masa Bismark dan diumumkam berlakunya sejak tahun 1889.
Kedudukan Tenno sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan sangat kuat,
semua undang-undang harus disetujui dan diumumkan oleh Tenno. Tenno dapat
memerintah parlemen bersidang dan membubarkannya, kekuasaan Tenno adalah
mutlak. Pemerintahan sesungguhnya ada ditangan Oligharki. Para pemimpin yang
turut serta dalam proses restorasi, mengangkat kedudukan Tenno sebagai
manusia-dewa. Dengan demikian mereka dapat bertindak atas nama Tenno, sehingga
kekuasaan mereka terhadap rakyat sangat besar. Kepada rakyat ditanamkan
semangat pengabdian dan kesetiaan mutlak kepada Tenno. Pemupukan semangat
diperkuat dengan dasar moralitas berlandaskan agam Shinto sebagai aagama
Negara.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pemerintahan demokrasi tidak tidak dikenal dalam system pemerintahan
Jepang sebelum Perang Dunia II. Modernisasi pemerintahan tidak diartikan
sebagai demokrasi pemerintahan. Ito Hirobumi sebagai bapak Undang-Undang Dasar
di Jepang adalah organisator pemerintahan sipil, tetapi ia bukan pelopor
pemerintahan demokrasi.
2. Di Bidang
Militer
Demi kepentingan pertahanan,
diberlakuakan wajib militer melalui undang-undang pada tahun 1872. Wajib militer
secara resmi dilaksanakan sejak tahun 1873. Semua lapisan masyarakat Jepang
diwajibkan ikut tanpa memandang kelas. Warga yang dikenakan wajib militer adalh
warga yang berumur 21 tahun dengan waktu 7 sampai 3 tahun dengan tugas aktif, 2
tahun sebagai tugas cadangan dan 2 tahun lagi sebagaitugas cadangan kedua.
Pakaiannya meniru barat, perlengkapannya dibeli dari barat dan tentara ini
menjadi tentara nasional. Untuk membangun strategi yang baik maka diadakan
perombakan dalam tubuh militer, yaitu pembentukan angkatan darat menurut model
Jerman kemudian angkatan laut menurut model Inggris. Kemiliteran di Jepang
dikuasai oleh dua keluarga yakni angkatan darat dikuasai oleh Negara Chosun dan
angkatan laut dikuasai oleh keluarga Satsuna.
Kemajuan dalam bidang militer sangat
menkjubkan karena Jepang dapat mengalahkan Negara-negara yang lebih besar
seperti Cina dan Rusia. Disamping itu hasil yang diperoleh dari pembangunan
militer ternyata mampu menjadi kekuatan mayoritas di Jepang. Dominasi militer
di Jepang sangat besar, lewat kekuatan angkatan perang mereka mampu menguasai
pembentukan cabinet. Keadaan seperti ini semakin mantap setelah mendapat restu
dari Tenno. Dengan restu inilah maka golongan militer mempunya kekuasaan yang
dictator dalam pemerintahan.
Dewan militer yang duduk dalam
pemerintahan inilah yang nantinya mempunyai kekuasaan terbesar dalam
pemerintahan Jepang. Kebijaksanaan yang dikeluarkan harus mendapatkan izin dari
dewan ini. Golongan militer yang duduk dalam pemerintahan sering disebut dengan
istilah Gunbatsu.
3. Di Bidang
Perindustrian Modern
Pembaharuan di Jepang didorong juga
oleh kesadaran bahwa pembangunan ekonomi adalah penting. Oleh sebab itu perlu
diletakkan dasar-dasar perindustrian modern. Karena kekurangan modal maka
berbagai perindustrian dikelola oleh Negara. Pada tahun 1872 didirikan
bank-bank nasional mencontoh Amerika Serikat. Pada tahun 1882 didirikan bank
sentral, kemudian menyusul pendirian bank-bank industry, bank tabungan,
bank-bank pinjaman tani, sementara itu bank-bank asing juga malaksanakan
peranan penting.
Dipelopori oleh pemerintah,
menjelang tahun 1890 tampak kemajuan besar di bidang perindustrian, perdagangan
dan pelayaran dari usaha swasta. Beberapa golongan swasta muncul memegang
monopoli dalam perusahaan bank, perindustrian dan perdagangan. Mereka disebut
golongan Zaibatsu, diantaranya yang terkenal adalah keluarga Mitsui dan
Mitsubishi.
Berbagai industry berat dibangun
dengan menerapkan ilmu dan teknologi barat. Kaum industrialis Jepang tidak
perlu khawatir terhadap kemungkinan terjadinya pemogokan kaum buruh, semangat
pengabdian terhadap Negara yang tinggi diwujudkan dalam semangat kerja yang
sungguh-sungguh dari rakyat Jepang. Oleh karena itu tidaklah heran, jika dalam
waktu yang relative singkat kemajuan Jepang dibidang peindustruan di Jepang
sangat menakjubkan.
4. Di Bidang
Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting
dalam proses pembaharuan di Jepang. Pendidikan dan pengajaran dijadikan alat
utama untuk menanamkan kesetiaan pada Tenno. Pada tahun 1872 pemerintah
mengeluarkan undang-undang dan peraturan –peraturan lain sebagai berikut : (1)
wajib belajar bagi anak-anakyang telah berumur 6 tahun; (2) bagi anak –anak
yang berumur antara 6-14 tahun dibebaskan dari uang sekolah selama 4 tahun; (3)
pendidikan bersifat militeristis di asrama maupun sekolah; (4) seluruh Negara
dibagi dalam 8 daerah pendidikan/akademik yang terdiri dari 4 universitas dalam
tiap provinsi, masing-masing dibagi dalam 32 distrik sekolah menengah dan 210
sekolah dasar; (5) pengiriman pemuda-pemuda Jepang keluar negeri; (6)
sekolah-sekolah diperluas baik negeri maupun swasta.
Pada tahun 1890 dikelurkan Dekrit
Tenno mengenai pengajaran yang lebih luas. Pendidikan di sekolah dijadikan
system penanaman dan pemantapan moralitas bangsa berdasarkan kesetiaan mutlak
kepada Tenno dan kepercayaan penuh kepada apa yang disabdakan dan dikehendaki
oleh Tenno. Ahli-ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan didatangkan dai
Erop[a dan Amerika. Perhatian pemerintahan kepada pendidikan sangat luar biasa,
Jepang benar-benar bertekad meraih ilmu dan teknologi Barat, bahkan ingin
mengatasi keterbelakangannya. Hal ini membawa Jepang kepada taraf pendidikan
yang tinggi dan dengan cepat Jepang mampu menandingi barat dalam berbagai hal.
Jepang menjadi Negara modern ala Barat pertama di Asia.
Berkat kemampuannya mengambil alih
taraf kemajuan ilmu dan dan teknologi Barat, bangsa Jepang terhindar dari arus
imperialisme barat seperti dialami Negara Asia lainnya. Tekanan pembaharuan
dipusatkan secara radikal terhadap pembaharuan kemiliteran, politik dan
pendidikan dengan dasar “Yamayo Damashii”
Pengakuan kedudukan sederajat dengan
bangsa-bangsa barat memerlukan waktu yang lama bagi Jepang. Pada tahun 1894,
Inggris mempelopori pengakuan sederajat itu. Justru hal ini membangkitkan
semangat patriotic bangsa Jepang untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka di
bidang teknik, militer, ekonomi, politik danm ilmu pengetahuan.
Setelah terjadi retorasi Meiji
Negara Jepang semakin berkembang dengan pesat, baik dari sector pendidikan,
industri militer, maupun pemerintahan. Berkat
Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya
industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi
negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh
Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh
Perdana Menteri Hideki Tojo.
Proses Fasisme Jepang di Kawasan Asia Pasifik
Paham fasisme mencuat ketika
dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang muncul saat itu,
terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman dan
Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. gerakan-gerakan
fasisme di Jepang pada dasanya sudah muncul setelah Jepang berhasil melakukan
perubahan yang dikenal dengan istilah retorasi meiji
Sejak masa keshogunan kaum militer
memang sangat berperan dalam pemerintahan Jepang atau dengan kata lain
pemerintahan Jepang identik dengan militeristik. Hal tersebut terjadi samapai
kaisar hirohito memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1926 setelah menggantikan
ayahnya (kaisar Yoshihito) yang meninggal dunia.
Pada masa pemerintahan kaisar
Hirohito kaum ultranasionalis semakin melancarkan penolakan terhadap bangsa
barat yang ada di Jepang hal itu yang nantinya melahirkan fasisme di Jepang.
selain itu, professor Fujisawa juga banyak mempengarhui konsep pemikiran
masyarakat Jepang. Pada saat itu dia menerbitkan sebuah buku yang di dalamnya
terdapat tujuan dari samangat baru Jepang (Nihon seishin) yang meliputi seluruh
Jepang. Fujisawa juga menyebutkan bahwa sumber cita-cita Nasional Jepang adalah
Kaisar, sebab dia adalah keturunan Dewa. Ia harus menerima pemujaan kedewaan
dan setiap orang Jepang merasa bahagia mengorbankan jiwanya untuk kaisar.
Pemikiran-pemikiran dari kalangan
militer juga sangat berpengaruh terhadap munculnya fasisme di Jepang. Salah
satu pimpinan militer Jepang yaitu Baron Tanaka Giichi dalam sebuah tulisannya
yang dikenal dengan memori tanaka, dia menyebutkan “untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
di Asia Timur Jepang harus menjalankan politik Darah dan Besi. Untuk merebut
dunia Jepang harus mengalahkan harus mengalahkan Eropa dan Asia, untuk
mengalahkan Eropa dan Asia, Jepang pertama-tama harus menaklukan Cina, untuk
menaklukan Cina Jepang harus merebut Machuria dan Mongolia. Jepang harus
mengharap dapat melaksanakan rencana ini dalam sepuluh tahun (Mattulada,
1979:170-171).
Memori tanaka mampu mempengaruhi
pemikiran kaum militer Jepang. Setelah itu kaum militer banyak melakukan
propaganda-propaganda untuk melakukan penyerangan kekawasan-kawasan disekitar
Jepang. Hal itu juga didorong peran militer yang sangat kuat dalam pemerintahan
kaisar Jepang.
Doktrin resmi kaum militer, ialah
Kokutai No Hongi (hakekat fundamental Bangsa Jepang), diterbitkan oleh
departemen pendidikan tahun 1937. dalam buku tersebut diajarkan ideology
nasional untuk sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok belajar. Ajaran tersebut
didiskusikan secara luas untuk mencapai tujuan pemahaman secara nasional yang
sama, ata seragam. Dalam bukunya Mattulada dijelaskan bahwa tujuan dari ajaran
itu berkenaan dengan kebenaran Kokutai yang tak ada taranya. Dalam ajaran
tersebut ditegaskan bahwa untuk melawan pengaruh baran dan menekankan
kepentingan bangsa di atas segala-galanya, tidak pada individu. Ajaran tersebut
bertujuan untuk membangkitkan rasa kesetia-kawanan dan patriotisme, hormat
dengan kesalehan kepada orang tua, keserAsian dalam arti seragam, inti semangat
Bushido (ajaran Prajurit) berdiri sendiri dan mengabdi kepada kaisar
(Mattulada, 1979:174-175 ).
Dengan adanya nasionalisme yang
tinggi, dan perasan sama dengan bangsa-bangsa barat yang meluap-luap,
memunculkan bahwa bangsa Jepang merupakan bangsa yang terbaik di kawasan Asia.
Hal itu bukan saja dirasakan oleh kalangan militer akan tetapi juga menjadi
semangat umum bangsa Jepang. Selain itu perasaan itu juga diproklamerkan oleh
seorang Organisator kelompok Ultranasionalis, dia menyebutkan bahwa orang Asia
harus menempatkan dirinya sebagai juara Asia, sedang orang eropa juga harus
menempatkan dirinya sebagai juara eropa. Hal itu ditujukan untuk ketertiban
dunia baru, dan dia juga menyebutkan bahwa langit sudah menetapkan Jepang
sebagai juara Asia (Mattulada, 1979:175 ).
Disadari atau tidak perasan bahwa
Jepang merupakan penguasa Asia, menimbulkan faham fasisme dalam tubuh Jepang
sendiri. Perlakuan perbedaan rAsial juga amat mendalam dirasakan oleh bangsa
Jepang. Hal itu juga di buktikan dengan melarang imigrasi orang Jepang ke
Amerika Serikat pada tahun 1907. selain itu orang Australia kulit putih memberi
sebutan kepada bangsa Jepang sebagai saudara coklat yang kecil. Sebutan
tersebut dipandang sebagai perbedaan rAsial oleh bangsa Jepang.
Kedudukan ekonomi di Jepang maupun
dunia menetapkan Jepang untuk meletuskan peperangan. Pada tahun 1930-an terjadi
Depresi yang melemahkan ekonomi kebanyakan Negara dan menghancurkan perdagangan
internasional. Ekspor Jepang yang utama ke negeri-negeri yang miskin
sumber-sumber alamiahnya, tidak membantu dalam pengembangan ekonomi Jepang. Selain
itu juga ditambah dengan embargo Amerika Serikat dan Belanda atas pemuatan baja
dan minyak bumi Jepang. Oleh karena itu Jepang bersepakat untuk mencapai
pasar-pasar dan sumber-sumber alamiah itu dengan kekerasan, kala tak dapat
dicapai dengan cara damai.
Hal itu yang kemudian membangkitkan
“Kemakmuran Bersama Asia Timur”, yang meliputi tiga kawasan ekonomi dalam yang
meliputi propensi-propensi pantai rusia, Manchuria, Cina utara dan lembah
sungan Yangtze di Cina. Kawasan Tengah yang lebih kecil meliputi Siberia Timur,
daerah cina lainnya, Indo-China, Hindia Belanda (Indonesia) dan Filipina,
kawasan Luar meliputi lingkungan yang luas yaitu India, Australia dan
pulau-pulau Pasifik Selatan. Selain itu Jepang juga menempatkan dirinya sebagai
pembebas Asia dari cengkeraman dunia barat. Hal itu juga dilakukan oleh Jepang
ketika sampai di Indonesia dimana pada saat itu Jepang mengaku saudara tua dari
Indonesia.
Kebangkitan Hitler di Jerman dan
Bonito Mussolini di Italia. Ekspansi-ekspansi mereka yang meraja rela dengan
penaklukan. Para pemimpin Jepang dibujuk oleh mereka untuk melawan
kekuatan-kekuatan barat di Asia, dengan bebas. Bujukan-bujukan itu terjadi
lebih kuat lagi karena gagalnya Liga Bangsa-Bangsa dan Bangsa-Bangsa Barat
lainnya menghentikan Jepang dalam invasinya atas Manchuria. Factor-faktor
tersebut yang mendorong Jepang mengambil suatu ketetapan, bersekutu dengan
Jerman dan Italia dan membentuk poros Roma-Berlin-Tokyo, dalam tahun 1940, dan
mengobarkan perang Asia Timur Raya dengan penyerangan atas pelabuhan Mutiara
pada tanggal 7 Desember 1941. selain itu Jepang mengirim pasukan ke Indo-China
setelah kejatuhan dan penyerangan atas pelabuhan mutiara (Pearl Harbor) itu,
membuka perang dunia ke dua pada bulan Desember 1941.
BAB III KESIMPULAN
Restorasi Meiji merupakan usaha
besar-besaran kaisar Meiji untuk menciptakan Jepang baru, yaitu transformasi
dari negara yang terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern. Restorasi
Meiji membawa perubahan besar dalam kehidupan bangsa Jepang, terutama pendidikan.
Sebelum Restorasi Meiji, Jepang melaksanakan pendidikannya berdasarkan sistem
masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani, tukang, pedagang,
serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan bimbingan para
pendeta Budha yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah kuil).
Dengan adanya retorasi tersebut
Jepang mengalami banyak perkembangan baik dibidang pendidikan, militer,
politik, maupun ekonomi. Pada saat itu Jepang dengan perkembangannya mampu
memposisikan diri sejajar dengan negara-negara eropa. Selain itu Jepang juga
berusaha untuk menangkal ekspansi-ekspansi yang dilakukan oleh bangsa-bangsa
eropa yang ada di wilayah Asia.
Pada perkembangannya di Jepang
banyak bermunculan pandangan bahwa Jepang adalah juara Asia. Pandangan tersebut
merupakan pengembangan dari pemikiran kaum militer dan kaum filosof. Menurut
salah satu pimpinan militer Jepang yang jendral tanaka, dia mengatakan bahwa
Jepang harus mampu penguasai dunia dengan jalan menaklukan eropa dan Asia yang
dimulai dari cina terlebih dahulu. Hal itu dikarenakan cina dipandang oleh
orang Jepang merupakan negara yang memiliki peradaban tinggi pada saat itu.
Selain itu juga muncul salah satu filosof yang bernama fujisawa, dia mengatakan
bahwa semangat baru Jepang harus didasarkan pada pengabdian kepada kaisar
sebagai keterunan langsung dari dewa.
Bertolak dari pemikiran itu, Jepang
merasa bahwa dirinya merupakan negara yang palik kuat di wilayah Asia atau
bangsa Jepang adalah bangsa yang paling hebat. Hal itulah titik awal munculnya
gerakan fasisme yang ada di Jepang. Selain itu Jepang juga munculnya fasisme
yang ada di Eropa, khusunya di Italia dan Jerman juga mempengaruhi fasisme yang
ada di Jepang. Pemimpin fasisme di kedua negara tersebut yaitu Italia dan
Jerman berusaha membujuk pemerintahan Jepang untuk bersama-sama melawan sekutu
(Amerika, Inggris, Prancis, dll). Pada akhirnya Jepang, Jerman, dan Italia
membentuk suatu poros pertahanan yang terletak di Roma, Berlin, dan Tokyo.
Setelah itu Jepang melakukan ekspansi ke Cina melalui wilayah Manchuria, membom
Pelabuhan Mutiara (Pearl Harbor) yang merupakan pangkalan militer Amerika
serikat.
No comments:
Post a Comment